Jumat, 03 September 2010

Lobang Jepang - Bukittinggi - The Dream Land Of Sumatera


Lubang ini sebenarnya lebih tepat disebut terowongan (bunker) Jepang. Dibangun tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan tentara Jepang dalam PD II dan perang Asia Timur Raya (Dai Tora Senso) atas perintah pemerintah militer Angkatan Darat Jepang (Tentara Kedua Puluh Lima) untuk Sumatera berkedudukan di Bukittinggi dengan Komandan Tentara Pertahanan Sumatera Jend. Watanabe. Terakhir komandemen militer se Sumatera dipimpin oleh Seiko Seikikan Kakka yaitu Jend. Kabayashi, Walikota terakhir Sito Ichori. Bukittinggi dengan nama Shi Yaku Sho meliputi Kurai Limo Jorong dan juga mencakup Ngarai Sianok, Gaduik, Kapau, Ampang Gadang, Batutaba dan Bukit Batabuah. Lubang Jepang memiliki panjang sekitar 1400 m dan lebar ± 2 m. Kita dapat masuk ke Lubang Jepang ini dan dengan menelusurinya kita akan merasakan sensasi yang sangat unik. Didalamnya terdapat ruang makan, ruang minum, ruang penyiksaan, dapur dan ruang persenjataan. Pintu masuk Lubang Jepang ini terdapat dibeberapa tempat seperti  di tepi Ngarai Sianok, Taman Panorama, dan disamping Istana Bung Hatta atau Tri Arga.

Video Lubang Jepang - Bukittinggi


Lubang Jepang berada dibawah kota Bukit Tinggi, Sumatra Barat merupakan salah satu objek wisata manca negara. Gua ini merupakan sisa peninggalan penjajahan Jepang dimasa kepemimpinan Jenderal Watanabe.

Terletak di obyek wisata Panorama Atas Ngarai Sianok, pusat kota Bukittinggi. Obyek wisata ini ramai dikunjungi wisata lokal maupun turis mancanegara terutama pada hari minggu dan hari libur lainnya. Lobang ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai terowongan (bunker) Jepang. Dibangun pada tahun 1943 untuk kepentingan pertahanan tentara Jepang dalam perang Dunia II lobang ini dibuat atas perintah Pemerintahan Militer Angkatan Darat Jepang (Tentara Keduapuluh Lima) untuk Sumatera , yang berkedudukan di Bukittinggi dengan Komandan Tentara Pertahanan Sumatera di bawah Jendral Watanabe. 

Melihat topografi kota yang berbukit, lembah dan ngarai ini, maka jendral Watanabe memerintahkan untuk membangun terowongan yang lebih popular dengan nama Lobang Jepang. Pembangunan itu dilakukan dengan tenaga manusia secara paksa (Romusha Kinsohoshi) untuk kebutuhan militer. Semula secara sukarela, kemudian berubah benjadi  kerja paksa (Romusha). Para pekerjanya banyak didatangkan dari Jawa. Karena pekerjaannya harus diburukan, banyak para pekerja yang meninggal di tempat kerja, ada karena lelah dan tidak diberi makan. Mereka yang membangkang dicambuk atau ditembak mati secara tidak berprikemanusiaan.
 
Terowongan yang dibuat adalah pada kedalaman 40-50m, dibawah tanah bercadas yang cukup keras dengan garis tengan 2meter. Panjangnya 1470 meter, terbagi menjadi 20 kamar yang terdiri dari kamar tidur, ruangan persembunyian, ruangan perawatan, ruangan dapur, ruangan penjara dan gudang amunisi. Pembuatan ruangannya sengaja berliku-liku dengan sejumlah ruangan jebakan. Sewaktu dilakukan survey yaitu sebelum dilaksanakan renovasi oleh pemerinta daerah Bukittinggi tahun 1970-an, masih ditemukan sejumlah peralatan yang sudah lapuk, termasuk pedang samurai .
Dua mulut terowongan yang saat ini dapat dilihat, satu mengarah pada penurunan ngarai Sianok (Ruangan Tembus) dan yang satu lagi berupa pintu masuk pada tebing taman obyek wisata Panorama. Fungsi dari mulut terowongan selain sebagai pintu masuk, juga sebagai ventilasi untuk mengawasi dunia luar. Lobang Jepang ini oleh Pemda Kota Bukittinggi dijadikan salah satu obyek Wisata Gua. Setelah dilakukan berbagai renovasi, dilengkapi lampu penerangan. Pada pintu masuk dibuat tangga menuju ke dalam terowongan, yang dibagi menjadi dua bagian dan dibatasi dengan pipa besi; satu bagian untuk arus masuk dan satu sisi lainnya untuk arus keluar. Sebagai pelengkap informasi mengenai keberadaan terowongan tersebut,juga dilengkapiarphone yang setiap pengunjung dapat  mendengar riwayat terowongan tersebut . Sejak tahun 2004 terowongan ini oleh Pemerintah daerah Bukittingi lebih dibenahi lagi, pada bagian tebing pintu masuk dibangun patung yang memperlihatkan tentang kekejaman tentara Jepang dengan samurai terhunus, cambuk dan penembakan terhadap para  Romu sh a dalam pembanguna lobang ini .

Dikutip dari : Buku Ensiklopedia Minangkabau (JIlid 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar